INFARK
MIOCARD AKUT
1. Pendahuluan;
IMA. Merupakan penyebab kematian tersering di AS. Di
Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir IMA. Lebih sering ditemukan, apalagi
dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung
koroner intensif yang semakin tersebar merata. Gambaran distribusi umur,
georafi, jenis kelamin dan faktor resiko IMA. Sesuai Angina Pektoris atau
Penyakit Jantung Koroner pada umumnya.
2. Pengertian
IMA.
Adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu (S
Harun.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi ke3. )
Infark Myokard
Akut (IMA) adalah suatu keadaan nekrosis miokard yang akibat aliran darah
ke otot jantung terganggu (Hudack & Galo 1996).
Infark Miocard
Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran darah
koroner miokard (oenyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh
aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan
(Carpenito L.J. , 2000).
Infark miokard merupakan sumbatan total pada arteri coronaria. Sumbatan ini mungkin kecil dan
vokal atau besar dan difus. Pembuluh yang sering terkena adalah coronaris kiri,dan vokal atau besar dan difus. Pembuluh yang sering terkena adalah coronaris kiri,
percabangan anterior kiri, dan arteri sirkumflek. Pembuluh yang tersumbat mungkin hanya satu, dua
atau tuga pembuluh. Infark miocard disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri coroner yang mengakibatkan iskemia miokard
dan nekrosis.
Iskemia yang
berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan seluler yang
irreversibel dan kematian otot atau nekrosis.
Gambaran
distribusi dipengaruhi umur, geografis, jenis kelamin dan faktor resiko sesuai
dengan angina pektoris atau penyakit jantung koroner pada umumnya.
3. Penyebabnya:
a.
Coronary Arteri disease.
b.
Coronary Arteri Emboli
c.
Kongenital.. ( anomali arteria coronary )
d.
Imbalans Oksigen suplay dan demand miokard
e.
Gangguan Hematologi.
4. Diagnosa
IMA. Menurut WHO.( 1997 )
Apabila
memenuhi dua dari tiga kriteria :
1).
Adanya riwayat nyeri dada yang khas.yaitu :
a.Lokasi nyeri dada dibagian dada depan ( bawah sternum )
dengan/tanpa penjalaran , kadang berupa nyeri dagu, leher atau seperti sakit
gigi, penderita tidak bisa menunjuk lokasi nyeri dengan satu jari, tetapi
ditunjukan dengan telapak tasngan.
b.Kwalitas nyeri, rasa berat seperti ditekan atau rasa panas seperti
terbakar.
c.Lama nyeri bisa lebih dari 15 detik sampai 30 menit.
d.Penjalaran bisa kedagu, leher, lengan kiri, punggung dan epigastrium.
e. Kadang
disertai gejala penyerta berupa keringat dingin, mula, berdebar atau sesak.
f.Sering
didapatkan faktor pencetus berupa aktiovitas fisik, emosi/stress atau dingin.
g.Nyeri kadang
hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitroglyserin sublingual.
2.)
Adanya perubahan EKG. Berupa :
a.Gelombang Q.( significant infark )
b.Segmen ST ( elevasi )
c.Gelombang T ( meninggi atau menurun )
Infark: ST. segmen dan gelombang T dapat kembali normal, perubahan gelombang Q
tetap ada ( Q Patologi )
3.)
Kenaikan Enzim otot Jantung :
a. CKMB. Merupakan enzim
yang spesifik untuk marker kerusakan otot jantung , enzim ini meningkat 6-10
jam setelah nyeri dada dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b. Walaupun kurang
spesifik Aspartate Amino Transferase ( AST ) dapat membantu bila
penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ke 3 dari nyeri dada atau laktat
dehydrogenase ( LDH ) akan meningkat sesudah hari ke empat dan menjadi normal
sesudah hari ke sepuluh,
c. Hal yang sedang
dikembangkan dan dianggap cukup sensitif dan spesifik adalah pemeriksaan
Troponin T., yaitu suatu kompleks protein yang terdapat pada filamen tipis otot
jantung .Troponin T. akan terdeteksi dalam darah beberapa jam sampai 14 hari
setelah nekrosis miokard.
5.
Patofsiolofgi:
Segera setelah
terjadi Infark Miokard daerah miokard setempat akan memperlihatkan penonjolan
sitolik (diskinesia) dengan akibat menurunnya ejeksi fraction, isi sekuncup,
dan peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel kiri.
Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium kiri
juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25 mmHg yang lama akan
menyebabkan transudat cairan ke jaringan interstitium paru (gagal jantung).
Pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tetapi
juga daerah iskemik disekitarnya. Miokard yang masih relatif baik akan
mengdakan kompensasi, khususnya dengan bantuan rangsang adrenergik untuk
mempertahankan curah jantung tetapi dengan peningkatan kebutuhan oksigen
miokard. Kompensasi ini jelas tidak memadai jika daerah yang bersangkutan juga
mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik. Bila infark kecil dan miokard
yang kompensasi masih normal maka pemburukan hemodinamik akan minimal.
Sebaliknya jika infark luas dan miokard yang harus berkompensasi juga buruk
akibat iskemia atau infark lama, tekanan akhir diastolik akan naik dan gagal
jantung terjadi.
Perubahan-perubahan
hemodinamik Infark Miokard ini tidak statis. Bila Infark Miokard makin tenang
fungsi jantung membaik walaupun tidak diobati. Hal ini disebabkan daerah-daerah
yang tadi iskemik mengalami perbaikan. Perubahan hemodinamik akan terjadi bila
iskemik berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya mekanis penyulit seperti
rupture septum ventrikel, regurgitasi mitral akut dan aneurisma ventrikel akan
memperburuk faal hemodinamik jantung.
Aritmia
merupakan penyulit Infark Miokard yang tersering dan terjadi pada saat pertama
serangan. Hal ini disebabkan karena perubahan masa refrakter, daya hantar
rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan. Sistem saraf otonom juga berperan
terhadap terjadinya aritmia. Penderita Infark Miokard umumnya mengalami
peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat kecenderungan bradiaritmia
meningkat. Sedangkan peningkatan tonus simpatis pada Infark Miokard anterior
akan mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
6. Tujuan Managemen Medis :
a.Membatasi ukuran infark.
b.Menurunkan nyeri dan kecemasan
c.Mencegah aritmia dan komplikasi.
7. Pengobatan :
A .Membatasi ukuran myokard infark:
-meningkatkan suplay darah dan oksigen ke myokard.
-menurunkan Oksigen demand Myokard.
B Penanganan nyeri:
-Morphin Sulfat:
-Menurunkan aktivitas SSO ( penurunan konsumsi O² miokard )
-Mendilatasi vena dan kapiler ( penurunan preload,penurunan afterload)
-Penurunan konsumsi O²myokard.
-Menurunkan Heart Rate penurunan konsumsi O²
myokard.
..
-Nnitroglyserin ( veno dilatasi perifer dan coroner )
c. Terapi Oksigen
D
Pembatasan Aktivitas Fisik.
E.
Terapi antikoagulan ( Heparin menghentikan dan memperlambat pembentukan thrombus )
F. .Revaskularisasi ( PTCA. CABG )
G. Rehabilitasi Cardiac(
untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimum )
8. Asuhan
Keperawatan
a.
Pengkajian :
- Aktivitas(
gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal
olah raga tak teratur )
- ( Tanda ;
takhikardia, dispnoe pada istirahat/aktivitas )
- Sirkulasi (
gejala: Infark Myokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, PJK. DM.)
- Tanda : TD.
Dapat normal atau naik turun, perubahan postural dicatat, dari tidur sampai
duduk/berrdiri. Nadi: dapat normal, inadekuat, penuh, atau lemah, pengisian
kapiler lambat / tidak teratur.
- Bunyi
jantung ekstra S3 / S4, mungkin menunjukan gagal jantung / penurunan
kontraktilitas .
- Murmur:
menunjukan bila terjadi gagal katup
- Irama
Jantung teratu/tidak teratur.
- Edema (
distensi venajugular, edema ferifer, edema umum,
- Warna :
pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosadan bibir.
- Integritas
Ego ( Gejala :Klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada
penyakit /perawatan yang tak perlu, kuatir tentang keluarga, kerja dan keuangan
)
- Tanda :
menolak, menyangjkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, fokus pada diri sendiri)
- Eliminasi (
normal atau bunyi usus menurun )
- Makanan/cairan
: ( gejala: mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu
hati/terbakar)
- Tanda (
Penurunan turgor kulit, kulit kering/berkeringat, muntah, perubahan berat badan
)
- Higiene:
kesulitan melakukan tugas perawatan.
- Neurosensori
: ( gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk atau
istirahat)
- Tanda:
perubahan mental atau kelemahan.
-
Ketidaknyamanan( Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak, dapat/tidak
berhubungan dengan aktivitas tidak hilang dengan istirahat atau
nitroglyserin , lokasi tipikal pada dada anterior, substernal, perikordia,
dapat menyebar ke tangan, rahang, atau wajah. Kualitas : berat,menetap,
tertekan. )
- Tanda :
wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang,
menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik : perubahan
frekuensi/irama jantung TD. Pernafasan, warna kulit, kelembaban, kesadaran.)
- Pernafasan
( gejala : dispnoe dengan/tanpa aktivitas ,dispnoe nokturnal , batuk
dengan/tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis )
- Tanda (
Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau sianosis, bunyi nafas
bersih/mengi/krekels, sptum bersih, merh muda kental.)
- Interaksi
sosial ( gejala : stress karena keluarga,pekerjaan ekonomi , kesulitan koping
dengan stressor yang ada ,misal;penyakit, perawatan di rumah sakit )
- Tanda (
kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, marah terus menerus,
takut, menarik diri dari keluarga)
9. Kemungkinan
Diagnose Keperawatan yang muncul :
a. Nyeri akut berhubungan
dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
b. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan.
c. Ansietas berhubungan dengan
ancaman atau perubahan kesehatan.
d. Resiko tinggi menurunnya
curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi, irama, konduksilektrikal
e. Resiko tinggi terhadap
kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan ferfusi organ.
10. Rencana
Keperawatan
Diagnosa
|
Tujuan- Kriteria
|
Intervensi
|
Rasinal
|
Nyeri akut
b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
|
Tujuan :
Nyeri dada
hilang/terkontrol
Kriteria:
Klien
menyatakan nyeri dada hilang /berkurang
Mendemonstrasikan
tehnik penggunaan relaksasi.
Klien
terlihat rileks.
|
Catat
karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lamanya dan penyebaran.
Anjurkan
kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Berikan
lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman, dekati
pasien, berikan sentuhan.
Bantu
melakukan tehnik relaksasi.
Berikan
oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi
Kolaborasi :
Berikan obat
sesuai dengan indikasi :
Antiangina (
nitroglyserin,)
Penyekat 8 (
contoh, atenolol ,Tonormin, pindolol, ( Visken ) propanolol ( inderal )
Analgesik,
contoh morphin meperidin ( demerol
Penyekat
saluran kalsium contoh, verafamil, ( calan )diltiazem ( prokardia )
|
Variasi
pemampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan
pengkajian.
Nyeri berat
dapat menyebabkan syok.
Menurunkan
rangsanh eksternal,
Membantu
dalam penurunan persepsi respon nyeri
Meningkatkan
jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokard sekaligus mengurangi
ketidaknyamanan s/d iskemia.
Nitrat
berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner.
Agen ke 2
untuk pengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsanggsimpatis sehingga
menurunkan TD.( sistolik ) Fibrilasi jantung,dan kebutuhan oksigen miokard .
Menurunkan
nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard.
Efek
vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner, sirkulasi kolateral dan
menurunkan preload.
|
Intoleransi
aktivitas b/d ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan
|
Tujuan :
Meningkatkan
toleransi aktiviitas
Kriteria ;
Frekuensi
jantung, irama dan tekanan darah dalam batas normal
Kulit hangat,
merah muda dan kering.
|
Catat
frekuensi jantung, irama dan perubahan TD., selama dan sesudah aktivitas
Tingkatkan
istirahat, batasi aktivitas , dan berikan aktivitas senggang yang tidak
berat.
Anjurkan
menghindari peningkatan tekanan abdomen misal, mengejan saat defekasi
Jelaskan pola
peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas , contoh bangun dari kursi, bila
tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Rujuk ke
program rehabilitasi jantung..
|
Respon pasien
terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokard.
Menurunkan
kerja miokard/konsumsi oksigen
Dengan
mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung, dan
takhicardia serta peningkatan TD
Aktivitas
yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah
aktovitas berlebihan.
|
Ansietas b/d
ancaman atau perubahan kesehatan.
|
Tujuan
Ansietas
hilang /berkurang
Kriteria :
Mengenal
perasaannya
Dapat
mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhi
nya.
Menyatakan
ansietas berkurang /hilang.
|
Bantu klien mengekspresikan perasaan
marah, kehilangan dan takut.
Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan, dampingi klien dan lakukan tindakan bila menunjukan perilaku
merusak.
Hindari konfrantasi
Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan
aktifitas yang diharapkan.
Beri
kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan ansietasnya.
Berikan privasi untuk klien dan orang
terdekat.
Kolaborasi : berikan anti cemas / hipnotik
sesuai indikasi contohnya diazepam
|
Cemas
berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya.
Reaksi
verbal/non verbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah dan gelisah
Konfrontasi
dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan
Orientasi
dapat menurunkan kecemasan.
Dapat
menghilangkan ketegangan terhadap kehawatiran yang tidak diekspresikan
Memberi waktu
untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi.
Meningkatkan
relaksasi dan menurunkan kecemasan
|
Resiko tinggi
terhadap penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi
elektrikel.
|
Tujuan :
Penurunan
curah jantung tidak terjadi.
Kriteria :
Stabilitas
hemodinamik baik (tekanan darah dbn., curah jantung drn.intake dan output
sesuai, tidak menunjukan tanda – tanda disritmia)
|
Auskultasi
TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau
berdiri bila memungkinkan.
Evaluasi
kualitas dan kesamaan nadi.
Catat
terjadinya S3/S4.
Catat Murmur
Pantau
frekuensi jantung dan irama
Berikan
makanan kecil / mudah dikunyah, batasi asupan kafein.
Kolaborasi
Berikan O²
tambahan sesuai indikasi
Pertahankan
cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi
Pantau data
laboratorium enzim jantung, GDA. Dan elektrolit.
Berikan obat
antidisritmia s/d indikasi.
|
Hipotensi
dapat terjadi s/d disfungsi ventrikel, hipertensi juga fenomena umum b/d
nyeri cemas pengeluaran katekolamin
Penurunan
curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan nadi.
S3 b/d gjk
atau gagal mitral yang disertai infark berat.
S4 b/d
iskemia, kekakuan ventrikel atau hypertensi pulmonal.
Menunjukan
gangguan aliran darah dalam jantung,(kelainan katup, kerusakan septum, atau
vibrasi otot papilar
Perubahan
frekuensi dan irama jantung menunjukan komplikasi disritmia.
Makanan besar
dapat meningkatkan kerja miokard.
Kafein dapat
merangsang langsung ke jantung sehingga meningkatkan frekuensi jantung.
Meningkatkan
kebutuhan miokard
Jalur yang
paten pentying untuk pemberian obat darurat.
Enzim
memantau perluasan infark, elektrolit berpengaruh terhadap irama jantung.
|
Resiko tinggi
terhadap kelebihan volume cairan b/d penurunan ferfusi organ
|
Tujuan
Kelebihan volume cairan tidak terjadi
Kriteria :
TD.
Dbn.
Tidak ada
edema, tidak ada distensi vena, paru bersih berat badan stabil.
|
Auskultasi
bunyi nafas ( krekels )
Kaji adanya
edema
Ukur intake
dan output
Timbang berat
badan
Pertahankan
pemasukan total cairan 2000ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.
Kolaborasi
Berikan diet natrium rendah
Berikan
diuretik, contoh : Lasix atau hidralazin, sprinolakton,hidronolakton
Pantau Kalium
sesuai dengan indikasi
|
Indikasi
edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung.
Curiga gagal
kongestif/kelebihan volume cairan
Penurunan
curah jantung, mengakibatkan gangguan ferfusi ginjal, retensi
natrium/air, dan penurunan haluaran urine.
Perubahan
tiba-tiba dari berat badan menunjukan gangguan keseimbangan cairan
Memenuhi
kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tepai memerlukan pembatasan dengan
adanya dekompensasi jantung
Natrium
meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasai.
Memperbaiki
kelebihan cairan.
Hipokalemia
dapat membatasi keefeftifan terapi.
|
Analisa
Data
Nama Klien :
Tn. S.
Ruang
: Jantung
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
S.: Klien
kadang-kadang masih mengeluh nyeri dada sedikit( saat dibezuk orang banyak ),
rasasakit seperti senut-senut pada daerah dada depan, tidak menyebar, pasien
pasca serangan IMA hari ke 8.klien menderita Hipertensi yang terkontrol sejak
lima tahun, DM. Terkontrol sejak 10 tahun, kebiasaan klien sebelum MRS suka
minum kopi 2 gelas/hari, suka merokok sigaret 3-4 batang/hari ( 10 tahun )
O. : TD.
120/80 mmHg. Pols teratur, kuat 88X/ menit, Hasil Lab. Tgl. 31/01 Gula
Darah 2 jam PP. 145 mg/dl.LDL (chol ) 151 mg/dl., hasil foto thorax
tgl. ½ kardiomegali
|
Faktor resiko
( Hipertensi, DM., perokok, suka minum kopi, cholesterol )
|
Resiko
kekambuhan ulang infark miokard.
|
S. Klien
menanyakan aktifitas-aktifitas yang boleh/tidak boleh dilakukan setelah
pulang nanti.
|
Kurangnya
informasi
|
Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar ) tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh
dilakukan di rumah/tempat kerja.
|
Diagnosa
Keperawatan dan Prioritas
1. Resiko terjadinya kekambuhan
ulang infark miokard b/d adanya faktor resiko yang menunjang ( DM, Hipertensi,
kebiasaan merokok ( 10 tahun ) kebiasaan minum kopi 2 gelas/hari, lab.
Cholesterol masih tinggi ), ditandai dengan, kadang-kadang klien masih mengeluh
nyeri dada sedikit, gula darah 2 jam PP. 145 mg/dl., foto thorak kardiomegali.
2. Kurang pengetahuan ( kebutuhan
belajar ) tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh dilakukan di rumah/tempat
kerja b/d kurangnya informasi, ditandai dengan klien menanyakan tentang
aktivitas-aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan setelah pulang nanti
Perencanaan
Keperawatan
Nama Klien :
Tn. S.
Ruang
: Jantung
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
–Kriteria
|
Intervensi
|
Rasional
|
Resiko
terjadinya kekambuhan miokard infark b/d adanya faktor resiko
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari kekambuhan miokard infark
tidak berulang
Kriteria :
Nyeri
dada di bagian sternum hilang,
EKG. Dalam
batas normal.
Pemeriksaan
Enzim CKMB. Dalam batas normal ( kurang dari 24 )
Tekanan Darah
terkontrol
Gula darah
terkontrol
Cholesterol
terkontrol.
|
Mandiri:
1.
Anjurkan klien beristirahat baik secara fisik ataupun mental.
2.
Laporkan kepada perawat/dokter jika keluhan nyeri dada timbul.
3.
Catat dan observasi frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah
4.
Diskusikan dengan klien pentingnya diet DM. Makanlah sesuai yang disediakan
oleh Rumah Sakit( 2100 Cal. )
5.
Anjurkan untuk berhenti merokok dan minum kopi diskusikan bahaya merokok
terhadap resiko kekambuhan MI.
6.
Batasi makanan yang mengandung tinggi kolesterol Jeroan, alpukat,
kacang-kacangan, kuning telur )
Kolaboratif:
1.
Berikan Insulin Injectie sub cutan 4 Iu sebelum makan.sesuai dengan program.
2 Berikan obat –batan sesuai dengan
program :ASA. 1X 100mg.
ISDN. 3X 5 mg.
Bisoprolol
;1X2,5 mg.
Diazepam 3X
5mg.
Laxadine 3X
CI
Insulin 3X 4
IU/sc.
Ticlopan. 2X
350 mg.
|
Ketegangan
menyebabkan peningkatan kortisol.lebih jauh aktivitas jantung meningkat.
Antisipasi terhadap
kerusakan yang lebih berat.
Respon pasien
terhadap aktivitas mempengaruhi penurunan oksigen miokard
Antisipasi
terhadap peningkatan kadar glukosa darah.
Nikotin
pada rokok dapat mengganggu transportasi oksigen ke miokard.
Mengurangi kadar
kolesterol, mengurangi terjadinya arteroskelorosis .
Asam
Salisilat asetil analgetik, antipiretik antiinflamsi luas.
Isosorbit Di
Nitrat sebagai Veno-Arterodilator
Bisoprolol
sebagai Beta bloker terhadap suplai dan kebutuhan miokard( mengurangi
frekuensi jantung, meningkatkan suplai oksigen)
|
Kurang
pengetahuan tentang aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan dirumah/tempat
kerja b/d kurangnya informasi.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien dapat mengetahui tentang
hal aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan.
Kriteria
hasil :
Klien dapat
menjelaskan dengan bahasanya sendiri tentang ambulasi yang bisa digunakan.
Klien dapat
menjelaskan kegiatan-sehari-hari pada umumnya.
Klien dapat
menjelaskan dengan sederhana hal-hal yang perlu diperhatikan.
Klien dapat
menjelaskan kegiatan sesudah fase 2 minggu dari rumah sakit
|
1.Berikan
penjelasan saat pulang dari RS. Naik mobil, jangan menyetir, jika rumahnya
jauh gunakan tempat duduk dibelakang mobil dengan memakai bantal, jika
perjalanan lebih dari satu jam berhenti sebentar, keluar mobil hirup udara
segar.Lanjutkan perjalanan.
2.
Diskusikan kegiatan sehari-hari di rumah :
a.
Makan 3-4 kali/harimsesuai dengan program Diet Dm. Dgn. Porsi kecil, makan
perlahan dan teratur.
b.
Minum obat, sesuai jadwal dan teratur, konsultasi jika ada reaksi berlebihan.
c.
Hindari stress
d.
Hindari ruangan yang terlalu dingin atau panas.
e.
Bagi jadwal pekerjaan s/d kemampuan.
f.
Jika lelah sedang bekerja berhenti untuk beristirahjat 15-30 menit.
g.
Jangan tidur terlalu malam.
Yang Penting
diperhatkan :
a.
Hentikan merokok
b.
Hentikan minum kopi
c.
Jika timbul nyeri dada rasa tercekik, semutan di tangan, segera berhenti jim
asedang aktivitas. Ambil obat Nitroglyserin taruh dibawah lidah, dan
berbaringlah.
d.
Konsultasi segera bila terdapat kelianan yang luar biasa.
Kegiatan –
kegiatan yang jangan dilakukan dalam 2 minggu pertama sesudah pulang dari RS.
a.Membersihkan
dgn. Vacum cleaner, menyapu, menyetrika, membersihkan kebun, dan cuci mobil
b.Menyetir
mobil
c.Angkat besi
atau barang berat
d.Bekerja di
bawah atap atau di lanatai dasar
e.Olah raga
berat
f.Nonton film
seram atau seru.
g.Naik sepeda.
h.Berjalan
waktu dingin di bawah 20.
|
Menghindari
kelelahan
Mengurangi
aktivitasjantung.
Mengurangi
kelelahan
Mengontrol
kadar gula darah.
Mengurangi
beban jantung
Nikotin pada
rokk menghambat transpot oksigen ke jaringan otot jantung.
Vasodilator
cepat
|
Implementasi
Keperawatan
Nama Klien :
Tn. S.
Ruang
: Jantung.
DX. Kep.Hari / Tgl jam
|
Tindakan Keperawatan
|
Nama Perawat
|
Senin, 27-07-11
10.00
11.00
12.00
13.00
|
Observasi
vital sign ( TD, Nadi, RR dan suhu )
Melakukan
pengkajian
Memberikan
suntikan Insulin 4 IU/SC.
Mengobservasi
makan klien.
Melakukan
observasi vital sign, sambil melakuikan pemeriksaan fisik.
|
vienda
|
DX1 Selasa, 28/07/11, 08.00
09.00
10.00
12.00
13.00
DX 2
|
Menyediakan
obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg.
Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan
Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi
makan klien, sambil memotivasi klien untuk makan hanya makanan yang
disediakan oleh rumah sakit , karena sudah diukur kalorinya.
Melakukan
observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Berdiskusi
dengan klien tentang bahaya merokok dan minum kopi terhadap resiko
kekambuhan.
Memberikan
injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan
observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan
HE. Tentang kegiatan sehari-hari di rumah pada ummnya.
|
vienda
|
DX1 Rabu 29/07/11, 08.00
09.00
10.00
12.00
13.00
DX 2
|
Menyediakan
obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg.
Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan
Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi
makan klien.
Melakukan
observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Memberikan
injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan
observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan
HE. Tentang diet rendah kolesterol.
Memberikan
injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan
observasi vital sign: TD, Irama Jantung, tekanan nadi, RR dan suhu.
Memberikan
HE. Tenatng hal-hal yang penting diperhatikan setelah pulang.
|
vienda
|
DX1 Kamis 30/07/11, 08.00
11.00
12.00
13.00
DX 2
|
Menyediakan
obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg.
Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan
Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi
makan klien.
Melakukan
observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Melakukan
pemeriksaan EKG.
Memberikan
injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan
observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan
HE. Tentang Kegiatan-kegiatan yang dapat /tidak dilakukan dalam 2 minggu
sesudah pulang dari rumah sakit.
|
vienda
|
DX1 Jumat 01/08/11, 08.00
09.00
10.00
12.00
|
Menyediakan
obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg.
Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan
Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi
makan klien, sambil menanyakan kembali jenis-jenis makanan yang tidak
boleh/dibatasi
Melakukan
observasi vital sign
Melakukan
evaluasi diagnosa kleperawatan 1 dan 2
Memberikan
injeksi Insulin 4 IU/SC.
|
vienda
|
Evaluasi
Nama Klien :
Tn. S,
Ruang
: Jantung
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Keperawatan Dan Evaluasi
|
Nama Perawat
|
Kamis,28-07-11
12.00
|
Diagnosa
Keperawatan 1
S.: Nyeri
dada, tidak ada sejak hari Selasa, pusing(-),keringat dingin(-),
berdebaar-debar(-)
O.: TD. :
120/80mmHg., Nadi:84X/menit, RR. 16X/menit, Irama Jantung teratur.
Lab. Belum
ada. EKG. ( kesimpulan Mahasiswa ) Ritme :reguler, Frekuensi, 84X/menit, PR
Interval 0,2 detik, gelombang P normal, QRS Complex durasi 0,28 detik,
Gelombang Q Patologis ST Segmen lead II,III &AVF,V!, V2, V3, V4, V5,
gelombang T Depresi pada AVL. V1s/dV6 gelombang QT interval 0,32 Kesimpulan .
Hipertropi pada Ventrikel kanan, Hipertropi ventrikel kiri,BBB di?
Diagnosa
Keperawatan 2
S.: Klien
mengatakan akan mematuhi saran-saran yang dianjurkan dan mengerti sedikit
tentang aktivoitas yang boleh/tidak boleh dilakukan pasca serangan IMA.
|
vienda
|
Daftar Pustaka
· Doenges M. ( 1999
).Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumenatsian
Perawatan Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
· Lynda Juall Carpenito (
1999 ). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Diagnosa Keperawatan dan
Masalah Kolaboratif Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
· S. Harun ( 1996) Buku
ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi ketiga.Penerbit Balai penerbit FKUI
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia
· Sylvia A. Price. ( 1995
).Patofiologi,Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta..